PARADIGMA
DI DALAM PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
ETIS PEKERJAAN SOSIAL
A. Definisi
Paradigma merupakan cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya
yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif),
bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Paradigma juga dapat berarti
seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang
realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin
intelektual.
Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan
di Inggris yang merupakan kata serapan
dari bahasa Latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti
suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma (para+
deiknunai) yang berarti untuk "membanding-kan", "bersebelahan" (para) dan memper-lihatkan (deik)
B. Manfaatnya
dalam Praktik Peksos
1.
Membimbing
pekerja sosial melewati proses pengam-bilan keputusan etis
2.
Membantu pekerja
sosial didalam meningkatkan kemungkinan bahwa semua faktor yang relevan dalam
situasi praktek telah mendapatkan hal yang sepadan
3.
Mengantisipasi
berbagai permasalahan yang dihadapi didalam praktek
4.
Mengoptimalkan
upaya profesional pekerja sosial sehingga memperoleh hasil yang maksimal
5.
Diharapkan
pekerja sosial dapat memahami dan menerapkan prinsip etik secara akurat dan
mendapatkan keleluasaan dalam menerapkan prinsip etik.
C. Paradigma
yang Ditawarkan
1.
Prinsip-prinsip
etik apa yang dapat diterapkan didalam situasi praktek dan untuk apa atau
kepada siapa prinsip tersebut tepat diterapkan ?
2.
Dalam kaitan
dengan tanggung jawab utama pekerja sosial, bagaimana prioritas-prioritas dapat
diurutkan secara benar mulai dari prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan
sampai kepada siapa prinsip tersebut dapat diterapkan ?
3.
Risiko atau
konsekuensi apa yang harus diperhatikan oleh pekerja pada saat mengambil
keputusan-keputusan etis dalam suatu situasi praktek ?
4.
Pertimbangan dan
nilai-nilai apa yang cukup memak-sa untuk mengganti prinsip-prinsip etik sehingga cocok
dengan situasi praktek ?
5.
Provisi atau
tindakan pencegahan apa yang diper-lukan oleh pekerja sosial dalam rangka menang-gulangi konsekuensi-konsekuensi dari keputusan maupun
tindakan etis yang dilakukannya ?
6.
Bagaimanakah
suatu keputusan dan tindakan dapat dievaluasi dalam konteks tanggung jawab etis
maupun profesional ?
D.
Penerapan Paradigma dalam Praktek Pekerjaan Sosial
1.
Pembawaan
Diri (Perilaku Pribadi) Pekerja Sosial
Tuan Wilson seorang pekerja sosial
swasta, menghadiri pesta thanks-giving.
Waktu itu ia banyak minum alcohol. Ketika ia tiba dirumah dan menyetel telepon
otomatisnya ternyata telah terekam suara
penuh kepedihan dari nyonya Colen, kliennya yang ia kunjungi Kamis yang lalu, yakni kunjungan atas
kematian suaminya. Pertemuan itu bertujuan membantunya mengatasi perasaan
kehilangan suaminya yang bisa merusaknya. Tuan Wilson sebenarnya telah
mempersiapkan pembatalan hari libur bagi nyonya itu tetapi menyarankan agar
menelponnya bila perlu. Tetapi nyonya Colen ingin bertemu Tuan Wilson dan
mendesak agar membalas menelpon sesegera mungkin untuk mempersiapkan pertemuan.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada
beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
a. Prinsip-prinsip
etik yang dapat diterapkan
Tanggung jawab pokok pekerja sosial
adalah kliennya. Dalam komunikasi dan relasi dengan klien, pekerja sosial
memiliki tanggung jawab etis yang menjadi pengendali mutlak bagi diri dan
pertimbangan profesionalnya. Selanjutnya iapun memiliki tanggung jawab etis
dalam dirinya untuk berperilaku baik dalam status maupun kapasitas
profesionalnya, serta pada cara yang tidak mencerminkan sikap yang merugikan
dirinya sebagai pekerja sosial serta yang tidak merugikan profesinya.
b. Prioritas
prinsip-prinsip yang dapat diterapkan
Tuan Wilson diharapkan membuat
prioritas bagi kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan Ny. Colen melalui kematangan
emosi dan intelektualnya.
c. Resiko-resiko
yang harus diperhatikan dan harus dihadapi
Resiko utama yang mungkin muncul
adalah bahaya bagi Ny. Colen jika keluhannya untuk pertolongan tidak
diperhatikan dengan baik. Tuan Wilson menunjukkan tanggapan yang meyakinkan
pada kliennya itu sementara dalam kondisi mabuk akan merusak
komunikasinya.Konsekuensi yang mungkin timbul adalah rusaknya kredibilitas dan
status profesional baik untuk tuan Wilson sebagai pekerja sosial maupun untuk
profesi pekerjaan sosial secara keseluruhan. Pada situasi demikian, berjanji
untuk menemui Ny. Colen sama saja dengan memperbesar resiko baik pada Ny. Colen
maupun tuan Wilson.
d. Nilai
pengganti
Tidak ada nilai yang dapat
digunakan sebagai respon pengganti yang efektif dan tepat terhadap kebutuhan
pertolongan Ny. Colen saat itu, atau walaupun tuk Wilson bersihkukuh memberikan
pertolongan dalam kondisi itu, maka kemungkinan justru kapasitasnya sebagai
pekerja sosial akan rusak.
e. Provisi
dan pencegahan
Meskipun Tuan Wilson dianggap
sebagai orang yang berhak berperilaku menurut kemauannya ketika ia tidak sedang
membawa nama profesinya sebagai pekerja sosial, namun secara etis ia tidak lalu
bebas begitu saja mengabaikan kebutuhan pertolongan bagi Ny. Colen. Pada sisi
lain berbicara dengannya ditelepon dengan suara teler akan membuat keraguan Ny.
Colen akan ketidaksiapan pekerja sosialnya, bahkan akan membuatnya takut. Oleh
karenanya, menelepon balik dalam keadaan demikian harus sungguh-sungguh dipertimbangkan.
Jikan Tuan Wilson belum siap, ia
seharusnya mengadakan persiapan dulu. Ia sebaiknya menghubungi pekerja sosial
atau praktisi lain untuk menghubungi atau mengunjungi Ny. Colen dan menjelaskan
bahwa Tuan Wilson berhalangan menemui atau menelponnya, tetapi juga memberitahu
bahwa Tuan Wilson akan segera mungkin menghubunginya. Jika ternyata tidak ada
pekerja sosial atau praktisi yang mampu, maka sebaiknya tuan Wilson paling
tidak menghubungi orang lain yang mampu mengubunginya. Jika orang itu mau,
penilaian baru dibuat yakni mengenai bagaimana sebenarnya keadaan Ny. Colen
(dari suaranya) serta sejauh mana urgensi untuk menemuinya. Mungkin Ny. Colen
masih mampu untuk menunggu kesediaan Tuan Wilson. Bagi Tuan Wilson perlu
menyadari potensi keadaan darurat itu, sebab pada hari libur seperti itu klien
mungkin merasakan kesepian dan depresi khusus. Tuan Wilson harus berupaya untuk
tidak minum atau melakukan kegiatan seperti itu untuk mengantisipasi
kemungkinan terulangnya kejadian seperti yang lalu. Dan iapun harus membuat
persiapan jika terjadi situasi darurat seperti sebelumnya.
f. Evaluasi
Sasaran penting dari situasi ini
adalah menjamin intervensi kepada Ny. Colen bahwa ia membutuhkan intervensi
itu. Jika ada kecenderungan bunuh diri, maka harus segera dideteksi. Disini
kesadaran dan pertimbangan rangkaian sejarah masalah klien sangat penting,
sehingga tindakan yang tepat dan penuh perhitungan dapat dilakukan.
2.
Kejujuran
terhadap Mandat
Bung Warren, seorang mahasiswa
Sekolah Tinggi Pekerjaan Sosial yang sedang menjalani praktikum II pada Rumah Sakit Jiwa Montrose, dibawah
supervisi Nona Stone. Kebanyakan klien pada rumah sakit tersebut adalah orang-orang
yang mengalami gangguan emosional. Bung Warren mengungkapkan niatnya pada Nona
Stone agar memberitahu klien yang ia tangani bahwa mahasiswa, karena ia takut
bahwa klien-klien itu tidak mempercayainya sehingga akan berpengaruh pada
keberhasilan prakteknya.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada
beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
a. Prinsip-prinsip
etik yang dapat diterapkan
Pekerja sosial secara etis
bertanggung jawab terhadap kebenaran status dan mandat profesionalnya.
Supervisor pekerja sosial secara etis bertanggung jawab utuk mewajibkan praktek
etis kepada orang yang disupervisinya, serta bertanggung jawab memberi ilham
dan mendorong mereka untuk berkembang sebagai pekerja sosial yang kompeten dan
etis. Pekerja sosial dan supervisor, keduanya secara etis bertanggung jawab
kepada pelayanan yang kompeten dan etis terhadap klien.
b. Prioritas
dari prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan
Pelayanan klien oleh Bung Warren
dan Nona Stone ditempatkan sebagai prioritas yang paling tinggi. Disini Warren
tidak menipu mandat sebagai mahasiswa praktek. Tidak juga menampilkan diri
seolah-olah ia bukan mahasiswa. Nona Stone juga tidak menyesatkan klien Warren
tentang diri mereka sebagaimana yang diminta Bung Warren diatas.
Nona Stone juga memiliki tanggung
jawab etis untuk menjamin adanya pengalaman dan kesempatan-kesempatan belajar
bagi Warren dalam situasi yang kondusif yang membuat ia kompeten dan etis,
sementara itu tetap ada jaminan perlindungan dan pelayanan terhadap klien
mereka.
c. Resiko-resiko
yang harus diperhatikan dan dihadapi
Ada resiko-resiko bagi klien Warren
karena ia adalah mahasiswa yang masih belum sepenuhnya matang. Ada juga resiko
terhadap reputasi rumah sakit jiwa Montrose serta terhadap Nona Stone sebagai
akibat dari kemungkinan unjuk kerja yang tidak adekuat dari Warren atau akibat
ketidakjujurannya. Padahal ia sedang belajar menjadi pekerja sosial dan
mengembangkan keterampilannya.
d. Nilai
pengganti
Tidak perlu mempersoalkan tentang
prioritas tanggung jawab etis oleh Rumahsakit Jiwa Montrose, Nona Stone dan
Bung Warren. Meskipun barangkali tidak ada nilai yang jelas sebagai pengganti
tanggung jawab etis mereka terhadap klien, namun nilai yang memberikan
kesempatan belajar bagi mahasiswa pekerja sosial adalah sesuatu yang penting.
Ini benar dalam pandangan akan nilai, untuk mempersiapkan generasi pekerja
sosial yang akan datang yakni pekerja sosial yang mampu menampilkan pelayanan
kompeten dan etis masa depan.
e. Provisi
dan pencegahan
Perhatian Bung Warren akan
keinginan menghargai statusnya sebagai mahasiswa dapat dijadikan dasar diskusi
tentang tanggung jawab etis yang benar jika itu menyangkut mandat profesional.
Nona Stone dapat memberikan bimbingan dan dukungan kepada Warren yang mungkin
dapat digunakannya dalam menghadapi reaksi klien yang tidak memperlakukannya
sebagai pekerja sosial yang berkualifikasi penuh. Nona Stone seharusnya juga
menjamin klien, langsung atau melalui Warren atau kedua-duanya, yang
menempatkan Warren pada bagian yang selalu dapat menghubunginya dan menghubungi
supervisor lainnya.
f. Evaluasi
Dalam kaitan dengan implikasi etis
dari persoalan itu, Nona Stone perlu membuat Warren lebih peka terhadap eika
praktek pekerjaan sosial, dan permasalahan
itu juga bisa menjadi guru dan model peranan bagi Warren. Secara
implisit, tekanan ada pada Warren dalam tanggung jawabnya terhadap klien, juga
merupakan peringatan akan perlunya provisi pelayanan yang etis dan adekuat.
3.
Supervisi tidak Berkemampuan
Tuan Wallace adalah pekerja sosial
klinis yang bekerja di Lembaga Sosial Alcott dan melayani orang-orang yang
mengalami kecanduan obat. Ia disupervisi oleh Nona Simon. Nona Simon mendengar
issue bahwa Wallace memakai obat secara terkendali, tetapi buktinya tidak
pernah terlihat baik didalam maupun diluar lembaga. Nona Simon juga belum
mempunyai bukti akan adanya akibat buruk pada Wallace akibat penyalahgunaan
obat.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada
beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
a. Prinsip-prinsip
etik yang dapat diterapkan
Pekerja sosial perlu mengingat
bahwa perilaku pribadinya diluar peranan dan status profesionalnya adalah
urusan dia sendiri jika perilaku demikian tidak mengganggu atau mencampuri
tanggung jawab profesionalnya terhadap klien, lembaga serta profesi pekerjaan
sosial itu sendiri. Supervisor pekerja sosial memiliki tanggung jawab etis
menyelematkan klien dari supervisee-nya serta dapat menjamin unjuk kompetensi
dari fungsi-fungsi profesionalnya.
b. Prioritas
dari prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan
Tanggung jawab utama Tuan Wallace
dan Nona Simon adalah klien –klien Tuan Wallace. Wallace dan Nona Simon juga
bertanggung jawab secara etis dalam menampilkan fungsi-fungsi profesional serta
taat pada kebijakan dan prosedur yang
ada pada lembaga sosial Alcott. Selanjutnya, Nona Simon secara etis bertanggung
jawab terhadap monitoring dan memberi kemudahan terhadap penampilan Wallace di
lembaga tersebut.
c. Risiko-risiko
yang harus diperhatikan dan dihadapi
Klien-klien lembaga sosial Alcott
ada pada risiko dalam hubungannya dengan permasalahan dan kerapuhan yang
dikaitkan dengan penyalahgunaan obat. Kedirian dan reputasi profesional dari
Tuan Wallace serta kemungkinan kesempatannya pada praktek pekerjaan sosial,
juga merupakan risiko tanpa sebab, karena adanya issue atau rumor tentang
penyalahgunaan obat yang dituduhkan pada dirinya. Jika memang ada dasar dari
rumor tersebut, berarti ada risiko yang mengganggu terhadap fungsi lembaga
tersebut dengan adanya konsekuensi membahayakan yang secara potensial
mengganggu klien dan Lembaga Sosial Alcott.
d. Nilai
pengganti
Hak kedirian Tuan Wallace adalah
nilai yang dijunjung tinggi pada masyarakat demokratis, tetapi hak orang tidak
cukup diagungkan menjadi preseden yang tepat seperti misalnya terhadap
kesejahteraan klien Tuan Wallace dan pantas tidaknya ia memperlakukan
klien-klien itu. Tidak juga bisa menjadi prioritas yang berguna bagi
kredibilitas profesi pekerjaan sosial dan Lembaga sosial Alcott sebagai sarana
menangani masalah penyalahgunaan obat.
e. Provisi
dan pencegahan
Nona Simon seharusnya tidak
mengandalkan issue-issue atau sumber-sumber informasi yang tidak layak lainnya
terhadap perilaku dan praktek Tuan Wallace, karena issue-issue itu jelas akan
berpengaruh pada peranannya diLembaga sosial Alcott atau pada profesi pekerjaan
sosial. Dibawah keadaan yang optimal, sebagaimana persoalan dinamika pedagogik
dan pengembangan supervisi pekerjaan sosial, supervisee biasanya adalah sumber
utama informasi bagi supervisor tentag praktek yang dilakukan supervisee.
Bagaimanapun cara itu bisa diganti dengan observasi dan cara-cara yang wajar
lainnya. Dengan demikian supervisor menciptakan penggunaan informasi yang
paling konstruktif untuk mengevaluasi kemajuan unjuk kerja dan pelayanan
supervisee terhadap klien.
Pada situasi ini Nona Simon tidak
perlu mengandalkan issue itu, ia mesti waspada tanda-tanda penampilan yang
dapat merusak, serta tanda-tanda intrusi (campurtangan) eksternal terhadap
kapasitas Tuan Wallace untuk mencapai persyaratan profesi dan lembaga, tidak
dengan penghakiman atas sebab-sebab masalah itu, tetapi tentang kemungkinan
bahwa masalah itu memang ada.
Dipihak lain karena Tuan Wallace
sedang bekerja dengan klien yang bermasalah, maka peringatan yang lebih ketat
perlu diberikan oleh Nona Simon. Perhatian yang tepat perlu diberikan pada
berbagai wujud masalah yang dapat menimbulkan bahaya khusus bagi klien, serta
prospek mereka untuk sembuh, sebab masalah itu dapat memepengaruhi klien dan
kebutuhan-kebutuhannya. Pertanyaan tidak perlu dimunculkan sekitar Tuan Wallace
tentang issue penyalahgunaan obat itu, walaupun ia dihadapkan menangani klien
yang juga mengalami masalah serupa. Tetapi suatu ketika ada juga baiknya bagi
Nona Simon bertanya secara langsung kepada Tuan Wallace, terutama tentang jika
adanya indikasi yang mengarah pada masalah tersebut.
Jika ternyata ada bukti penampilan
yang merugikan, maka intervensi Nona Simon akan menjadi sangat esensial.
Apabila masalah itu sangat serius, maka Wallace perlu dicegah untuk melakukan
praktek, dengan menempatkan dia pada posisi lain dan Wallace harus mengikutinya
dengan segera. Sehubungan dengan issue tentang keterlibatan Tuan Wallace dalam
penyalahgunaan obat yang dikonfirmasi itu, maka Nona Simon harus mendesak
dengan menawarkan pertolongan, sehingga Wallace mau diberi pengobatan.
Barangkali Wallace untuk sementara akan meninggalkan prakteknya untuk
mendapatkan pengobatan yang lengkap.
f. Evaluasi
Klien Tuan Wallace adalah perhatian
utama bagi Nona Simon, tetapi Tuan Wallace juga pantas menjadi pokok perhatian
dan asistensi Nona Simon, baik dalam hal hak-haknya maupun dalam hal peranannya
sebagai pekerja sosial, sepanjang hal itu tidak merugikan klien dan tidak
menimbulkan risiko bagi pengobatan klien-klien yang ada pada Lembaga Sosial
Alcott. Intervensi terhadap keduanya yakni klien dan Tuan Wallace, bersama-sama
dengan kepentingan lembaga Sosial Alcott dan kepentingan masyarakat merupakan
sesuatu yang bijaksana dan tepat.
4.
Citra
Umum Pekerja Sosial
Nona Warner, seorang pekerja sosial
yang bekerja di Lembaga Pelayanan Sosial (LPS) Adams, telah mempublikasikan
sebuah buku tentang “Hubungan Orangtua – Anak” yang menyita perhatian umum.
Nona ini diminta oleh perusahaan radio lokal untuk menyusun jadwal rencana
program siaran yang teratur yang nantinya para pendengar akan diundang untuk
mengkonsultasikan masalah-masalahnya. Perkenalannya melibatkan juga afiliasi
lembaga.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada
beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
a. Prinsip-prinsip
etik yang dapat diterapkan
Pekerja sosial bertanggung jawab
secara etis menjaga perilaku dan pernyataan-pernyataannya kepada umum dalam
kapasitas dan statusnya sebagai anggota profesi agar tidak terjadi celaan. Ia
juga diharapkan membedakan tindakan-tindakan dan pernyataan-pernyataannya
sebagai pribadi dan sebagai wakil lembaganya. Bertanggung jawab secara etis
untuk memperhatikan dan menjaga jenis dan makna pernyataan dan
tindakan-tindakannya itu.
b. Prioritas
prinsip-prinsip yang dapat diterapkan
Bagi Nona Warner, perhatian etis
yang utama adalah pengaruh tindakan dan pernyataan-pernyataannyadalam kaitan
peranan dan statusnya sebagai pekerja sosial, dipihak lain termasuk juga
pengaruhnya pada LPS Adams serta terhadap citra profesi pekerjaan sosial.
c. Risiko
yang harus perhatikan dan dihadapi
Para pendengar radio itu bisa saja
menganggap Nona Warner sedang berbicara untuk LPS Adams. Oleh karena itu
tanggapannya terhadap pertanyaan-pertanyaan pendengar mengenai masalah-masalah
keluarga mereka , perlu sungguh-sungguh diperhatikan dan ditindaklanjuti,
bahkan walaupun para pendengar itu dari semula tidak menduganya. Karena
tanggapan itu sangat terbatas dan datanya pun tidk lengkap, tanpa didukung oleh
strategi profesi yang mantap, maka tanggapan tersebut bisa menjadi risiko bagi
kesalahan diagnosis dan perencanaan pemecahan masalahnya. Hasilnya pun bisa
menimbulkan persepsi yang simplistik dan tidak akurat.
d. Nilai
pengganti
Apapun kemungkinan penilaian
masyarakat umum itu bagi Nona Warner, bagi LPS Adams dan bagi
profesi pekerjaan sosial akibat penyiaran itu, hal tersebut tidaklah dapat
disamakan dengan preseden terhadap bahaya potensial bagi pendengar ataupun bagi
integritas pekerjaan sosial sebagai pendekatan dan pemenuhan kebutuhan manusia.
e. Provisi
dan pencegahan
Apakah Nona Warner melakukan siaran
dan atau tdak menghiraukan apa yang diucapkannya, namun ia mesti memperhatikan risiko
yang dapat mempengaruhi pendengarnya. Seharusnya ia tidak membiarkan dirinya
tergoda begitu saja oleh prospek kepopuleran dan kemajuan pribadi dalam
memutuskan apakah ia menyiar atau tidak. Jika ia memutuskan melakukannya, maka
seharusnya ia mempersiapkan kontrol dan batasan-batasan lain yang penting untuk
menghindari risiko dan salah paham yang mungkin terjadi bagi pendengarnya, atau
sebaliknya akankemungkinan munculnya tindakan yang tidak sesuai harapan dan
membahayakan. Kenyataan bahwa ia berbicara bukan atas nama LPS Adams atau
profesi pekerjaan sosial haruslah ditegaskan.
f. Evaluasi
Pencegahan yang diajukan diatas
penting untuk menghindari konsekuensi myang dapat merusak nama baik LPS Adams
dan profesi pekerjaan sosial, baik pada tindakan maupun pernyataan-peryataan
kepada publik oleh Nona Warner.
5.
Keselamatan
Pribadi Pekerja Sosial
Tommy, anak berusia tujuh tahun
adalah klien sementara dari sebuah pelayanan protektif, yang sedang dalam proses
perkara diantara kedua orang tuanya. Ny. Whelan adalah pekerja sosial yang
diangkat menangani Tommy. Dari apa yang Tommy isyaratkan serta dari pengamatannya
langsung terhadap Tommy, Ny. Whelan menyadari bahwa ayah kliennya memang telah
menyalahgunakan anak tersebut.
Segera sebelum adanya keputusan
pengadilan akan kasus itu, ayah Tommy (yakni lelaki dengan kecenderungan
menyimpang) mengancam akan membunuh Ny. Whelan, membunuh suaminya serta
anak-anaknya jika kesaksiannya bisa mencegah si ayah tersebut mendapatkan
kembali Tommy. Tommy telah setuju bahwa kebenaran kesaksian pekerja sosial itu
adalah penting sekali demi kesejahteraannya, dan Tommy pun mendorong pekerja
sosialnya memperjuangkannnya.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada
beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
1. Prinsip-prinsip
etik yang dapat diterapkan
Disamping tanggung jawab terhadap
klien, pekerja sosial juga bertanggung jawab memberikan kesaksian yang benar
meskipun itu dapat berpengaruh pada keselamatannya sendiri serta masa depan
kliennya. Ini benar hanya jika pekerja sosial telah diberikan hak, atau menurut
definisi dari fungsi profesionalnya, dianggap telah mendapat ijin untuk memberi
kesaksian sesuai tanggung jawabnya terhadap klien serta karena ia mengetahui
akan kondisi klien tersebut.
2. Prioritas prinsip-prinsip yang dapat diterapkan
Bagi Ny. Whelan, keselamatan dan
kesejahteraan Tommyadalah perhatian etis profesionalnyayang utama. Sebagai
seorang isteri dan orang tua, ia juga memiliki perhatian dan tanggung jawab
bagi keselamatan diri dan keluarganya, tetapi tidak lalu mengabaikan tanggung jawabnya
terhadap Tommy. Secara etis ia juga bertanggung jawab untuk tampil penuh
waspada dan tidak terpengaruh prasangka terhadap peranan-peranannya selama
terjadinya perkara itu untuk mencapai tujuan yakni bagi apa yang terbaik bagi
kliennya.
3. Risiko
yang harus diperhatikan dan dihadapi
Satu masalah yang mempengaruhi
tanggung jawab etis Ny. Whelan sebagai pekerja sosial adalah tanggung jawab
bahwa perkara itu sebenarnya bisa saja dilimpahkan kepada ayah Tommy dengan
kemungkinan terjadinya kembali penyiksaan terhadap Tommy. Disini ada juga
risiko berupa konsekuensi yang tidak adil dari kesaksiannya jika kesaksian itu
tidak benar dan tidak akurat. Risiko bagi Ny. Whelan dan keluarganya juga bisa
menjadi kenyataan.
4. Nilai
pengganti
Nilai pembimbing bagi Ny.Whelan
bisa dikaitkan dengan tanggung jawab etis kepada dan untuk keselamatan dan
kesejahteraan Tommy, seorang anak kecil sekaligus juga klien. Meskipun akan
mengancam Ny. Whelan dan keluarganya, tetapi hal itu tidak menjadi persoalan
bagi etika pekerjaan sosial, ini sesuai dengan prioritas pengganti itu.
5. Provisi
dan pencegahan
Ny. Whelan secara etis bertanggung
jawab terhadap penampilan yang berkompeten dari peranan profesionalnya dalam
kaitan dengan kliennya (Tommy) yang usia dan kerapuhannya masih memerlukan bimbingan
dan perlindungan. Makanya, peranan pekerja sosial adalah memberikan bukti yang
relevan dan seakurat mungkin, dengan catatan bahwa yang terbaik bagi Tommy
harus diutamakan. Mengenai ancaman terhadap diri dan keluarganya, pekerja
sosial itu perlu mengadukannya kepada yang berwajib atau lembaga perllindungan
lainnya. Ia juga perlu berjaga-jaga untuk melindungi diri dari keluarganya.
6. Evaluasi
Meskipun sepertinya ada
ketidakadilan, yakni dengan mengutamakan kepentingan Tommy daripada keselamatan
Ny. Whelan dan keluarganya, namun pengaruh prospek tertentu dari kesaksiannya
akan berakibat baik. Pekerja sosial memang sering harus melepaskan otonomi
–otonomi dan kepentingan pribadinya, ini disebabkan komitmennya terhadap
tanggung jawab profesional dan etis.
6.
Batas-Batas
Kerahasiaan
Nona Worley adalah caseworker pada
lembaga pelayanan keluarga (LPK) Argon. Se telah melalui litsus oleh petugas
intake, Nona Carol menunjukkan keprihatinannya pada kemungkinan pembeberan
rahasia-rahasia pribadinya dan meminta Nona Worley untuk menjamin kerahasiaan
itu. Bgaimanapun lembaga akan memerlukan catatan Nona Worley dan
mendiskusikannya dengan supervisornya.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada
beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
1. Prinsip-prinsip
etik yang dapat diterapkan
Prinsip kerahasiaan secara tidak
langsung menunjuk pada hubungan antara
pekerja sosial dengan kliennya. Pekerja sosial bertanggung jawab menyampaikan
kepada klien kebenaran bahwa kebijakan dan prosedur yyang ada pada lembaga akan
membatasi untuk menjaga ketat rahasia tersebut. Singkatnya, pekerja sosial
betanggung jawab membuka pikiran klien sehingga treatmen bisa berjalan dan
masing-masing dapat berperan sesuai posisinya. Pekerja sosial mengargai hak
penentuan diri klien dalam hal-hal yang mempengaruhi kehidupan kliennya.
2. Prioritas
prinsip-prinsip yang dapat diterapkan
Prinsip kerahasiaan menjadi
prioritas bagi Nona Worley. Hal lain yang berhubugan dengan kerahasiaan itu
adalah hak penentuan diri dari Nona Carol, serta keadaan kebijakan dan prosedur
sebenarnya dari lembaganya.
3. Risiko
yang harus diperhatikan dan dihadapi
Kegagalan berbagi informasi antara
Nona Worley dan Nona Carol akan berpengaruh pada Nona Carol dan risikonya
mungkin akan menimbulkan keraguan terhadap pekerja sosial dan kredibilitas
lembaga itu. Jika Nona Worley tidak menyembunyikan berbagai informasi yang
relevan, maka Nona Carol mungkin akan menganggap bahwa prosedur dan kebijakan
lembaga itutidak sesuai dengan kebutuhan dan plihannya. Dengan demikian ia
dapat menolak treatmen lembaga, meskipun ia sebenarnya sangat membtuhkannya.
Disini ada risiko yang tidak terhindarkan akan ketidakpedulian dan salah
penggunaan catatan dan informasi, walaupun tidak secara eksklusif terjadi pada
suatu lembaga besar.
4.
Nilai pengganti
Kebutuhan nona carol akan treatmen
dan nilai-nilai yang di anut nona worley sebagai pekerja sosial, tidak cukup
menjadi alasan bago nona worley untuk mengkompromikan tanggungjawab etisnya untuk
membenarkan keadaan kebutuhan nona carol akan treatmen itu, sehingga ia akan
mengalihkanya.
5. Provisi
dan pencegahan
Nona worley yang dengan tepat
mengantisipasi keadaan nona carol tentang pengalaman dan tuntutan dapat
menganggap ia sebagai klienya maupun sebagai klien LPK argon, perlu bagi mereka
menciptakan hubungan yang berorientasi tujuan treatmen. Catatan nona worley
serta diskusi dengan supervisornya dapat digambarkan sebagai sumber dan kontrol
yang dirancang untuk digunakan bagi kepentingan nona carol, dan bukan
ditunjukan untuk digunakan bagi sembarang orang.rahasia itu baru bisa diberikan
kepada orang lain, apabila ada legitimasi akan pentingnya rahasia tersebut.
Tetapi pada saat yang sama pekerja sosial juga menyadari bahwa informasi itu
tidak dapat dijadikan properti yang eksklusif sebab sebagai arsip lembaga,
informasi itu tentunya diketahui juga oleh karyawan lembaga.
6. Evaluasi
Serupa pentingnya dengan hal
diatas, prinsip kerahasiaan juga jarang bisa dipegang secara mutlak. Nona carol
berhak mengetahui risiko’’ kerahasiaan itu serta segala sesuatu yang lain yang
perlu ia ketahui, agar ia dapat membuat penilaan yang tepat dan baik apakah ia
menerima atau menolak pelayanan nona worley dan lembaga itu.
7.
Kolusi
Pekerja Sosial dan
Klien
Tuan crane mengenal nona weller
sebagai pekerja sosialnya di lembaga asisten publik(LAP) palma, dimana ia telah
keliru melihat lembaga itu dalam hal eligibilitas dia dan keluarganya untuk
mendapatkan asistensi medis dan keuangan. Uan crane meminta nona weller untuk bekerja
sama seolah-olah ia masih merupakan klien dari lembaga itu sehingga bantuan
tidak dihentikan. Ia menekankan bahwa dengan dana itulah ia dan keluarganya
bisa hidup.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada
beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
a. Prinsip-prinsip etik
yang dapat diterapkan.
Secara tidak langsung prinsip
kerahasiaan berkaitan dengan hubungan antara pekerja sosial dengan klienya,
pekerja sosial secara etis juga bertanggung jawab terhadap tujuan yang
diharapkan, bertanggungjawab pula pada kebijakan dan prosedur pelayanan lembaga
yang mempekerjakanya.
b. Prioritas prinsip-prinsip yang
dapat diterapkan,
Kerahasiaan akan tetap menjadi
prinsip etik yang pertama bagi seorang pekerja sosial seperti nona weller,
khususnya bagi penghargaan pada informasi yang secara sukarela diberikan oleh
tuan crane. Dipihak lain nona weller dibatasi etika untuk tidak bersekongkol
atau berkomplot dengan tuan crane dalam praktek yang curang, secara tidak
langsung hal ini menunjukkan kontra vensi bagi kebijakan dan prosedur pelayanan
lembaga palma dan juga merupakan tindakan ilegal dan tidak etis bagi
sumber-sumber legislatif untuk memenuhi kebutuhan manusia dari segi kepantasan
dan kewajaranya.
c. Risiko yang harus
diperhatikan dan dihadapi.
Dalam keadaan diatas ada risiko
berupa kecurangan pada diri tuan crane dalam menerima asistensi medis dan
keuangan dari LAP palman.
d. Nilai pengganti
Nilai tentang penyediaan keputusan
bagi keluarga dalam hal kebutuhan ekonomi seperti masalah tuan crane dapat
menekan perasaan orang seperti pengalaman nona weller, sehingga pekerja sosial
seharusnya kembali berpaling kepada ideologi pekerjaan sosial seharusnya
kembali berpaling kepada ideologi pekerjaan sosial itu sendiri. Bagaimanapun,
tanggungjawab etis terhadap LAP palma, terhadap masyarakat dan orang-orang lain
dibanding hanya memperhatikan tuan crane dan keluarga, akan mencegah nona
weller untuk memberikan prioritas tinggi pada kebutuhan-kebutuhan tuan crane.
e. Provinsi dan pencegahan.
Nona weller mungkin dapat
menghindari pengabaian masalah kerahasiaan melalui pemberian penjelasan yan
tepat kepada tuan crane, yakni tentang relasi-relasi mereka, tentang
aturan-aturan administratif LAP palma, yang menuntut adanya persyaratan
prosedural dan eligilitas lembaga. Disini diperlukan keterampilan penyampaian
yang dilandasi oleh sikap tulus dan jujur dengan tetap bersikap tegas bahwa
persekongkolan yang dibayangkan semula bisa mengarah pada istyarat kolusi.
Pemberian pengertian yang simpatik dapat ditunjukan terhadap kesulitan
pemenuhan kebutuhan ekonomi itu, tetapi perlu dinyatakan bahwa distribusi
pelayanan terbatas dan banyak orang lain yang memerlukanya.
Prinsip kerahasiaan mencegah nona
weller dari pembeberan rahasia tuan crane, atau bisa juga menjadi alat
mengakhiri asistensi itu, disini nona weller perlu menjelaskan dengan tegas
bahwa tuan crane tidak dapat mengharapkan dirinya membantu memberikan bentuan
jika data yang ada membuktikan bahwa tuan crane tidak layak mendapatkan
asistensi itu. Tanggungjawab nona weller juga adalah mendorong tuan crane untuk
kembali menyusun usulan yang lebih akurat untuk mendapatkan asistensi itu.
f. Evaluasi
Pilihan-pilihan bagi nona weller
adalah terbatas, tetapi penolakanya terhadap kolaborasi penipuan atau
membenarkanya terhadap kolaborasi penipuan atau membenarkan
pernyataan-pernyataan tuan crane yang salah adalah tanggapan etis yang sangat
esensial bagi tugasnya di LAP palma tanpa menghukum tuan crane dengan
pembeberan rahasianya, sehingga salah tafsir yang ada pada tuan crane dapat
diperbaiki, tuan crane yang gagal mendapatkan asistensi perlu juga dikaji dan
nona weller bertanggungjawab mempersiapkan orang itu untuk menyusun stratgi
baru yang lebih eligibel.
8.
Pengakuan
Klien Akan Keterlibatanya Pada Kejahatan
Dalam pertmuanya dengan tuan
walcott yakni seorang pekerja sosial, tuan carne dengan terus terang mengatakan
bahwa ia adalah seorang sopir yang pernah.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada
beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
a. Nilai pengganti.
Sebagai pekerja sosial yang terikat
pada ideologi profesinya, tuan walcott perlu memberikan penilaian keadilan bagi
seorang yang menjadi korban kejahatan begitu juga bagi orang yang telah
membahayakan jiwa orang lain dengan mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk.
Tetapi dengan menceritakan rahasianya kedapa tuan walcott, maka tuan carne
perlu didorong menjadi tujuan treatmen menurut prinsip kerahasiaan dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan sekitar validitas pemberian prioritas nilai
terhadap tanggungjawab tuan walcott sebagai pekerja sosial kepada tuan carne
sebagai orang yang perlu ditolong.
b. Provisi dan pencegahan.
Karena masalah kejahatan yang
disampaikan tuan carne, dan ia telah mengakui dan terikat dengan perkataanya,
dan hal itu berlawanan dengan masalah kejahatan pada umumnya, maka bisa saja
adakemungkinan bahaya bagi pekerja sosial,yakni bahwa ternyata ia tidak secara
etis membenarkan dan menyimpan rahasia tuan carne. Disini pekerja sosial, yakni
bahwa ternyata ia tidak secara etis membenarkan dan menyimpan rahasia tuan
carne .disini pekerja sosial sangat perlu menggunakan keterampilan
profesionalnya untuk mengidentifikasi berbagai pertimbangan yang memungkinkan
tuan carne mau berkonsultasi dengan pengacara dan barangkali juga menyusun
langkah menggali tanggung jawab sosialnya agar ia menemui si korban, sebagai
cerminan perhatianya pada tuan carne, maka tuan walcott dapat menyarankan agar
tuan carne mencari pembelaan pada permasalahan itu sebagai suatu kecelakaan
akibat terlalu banyak minum.
c. Evaluasi
Tanggungjawab etik utama tuan
walcott adalah tuan carne sebagai pekerja sosial, ia tidak begitu saja
menghukum tuan carne akan kelalaianya. Dipihak lain bagi tuan walcot,
mengabaikan keprihatinanya dipihak lain bagi tuan walcott, mengabaikan
keprihatinanya pada kejahatan yang dilakukan tuan carne atau mengabaikan
perhatianya pada nilai sosial yang dimiliki tuan carne, yang bisa mencegahnya
mempertanggungjawabkan tindakanya kemungkinan akan membuatnya menghindari
tanggungjawab tindakanya, kemungkinan akan membuatnya menghindari tanggungjawab
sebagai pekerja sosial baik tanggungjawab kpada masyarakat maupun keaadailan.
Paling tidak ia akan memberikan kontrol terhadap tuan carne tanpa melakukan
pencelaan sebagaimna yang seharusnya dalam hubungan profesional.
9.
Rahasia
Klien yang Belum Dewasa
Marti yang berusia 15 tahun memulai
serangkaian pertemuanya dengan nona windom sebagai pekerja sosialnya atas
anjuran orang tuanya. Kedua orang tuanya sepakat untuk membayar
pertemuan-pertemuan tersebut, setelahmerasakan adanya kecendeungan yang tidak
baik pada diri marty yang merajuk dan menghindari kontak keluarga dan kontak
sosial.
Didalam pertemuan awal dengan nona
windom,marty berjanji untuk mengakhiri semua yang dikhwatirkan kedua orang
tuaya. Nona windom memberikan pertimbangan dan mendorong marty untuk memasuki
rumah sakit guna mendapatkan perawatan psikiatri. Akan tetapi marty menolak,
nona windom kemudian meminta marty untuk berbicara dengan kedua orangtuanya.
Marty punkeberatan.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada
beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
a. Prinsip-prinsip etik
yang dapat diterapkan.
Pekerja sosial mempunyai etik untuk
menghormati herga diri dan hak menentukan diri sendiri dari klien.pekerja
sosial memperhatikan keunggulan klien menyangkut kepentingan-kepentinganya.
b. Prioritas
prinsip-prinsip yang dapat diterapkan.
Kepentingan-kepentingan marty
pantas mendapatkan prioritas tertinggi, tetapi kerahasianan dan hak marty untuk
menentukan diri sendiri merupakan diri sendiri merupakan prinsip-prinsip etik
untuk mana nona windom juga terikat kepadanya.
c. Risiko-risiko yang harus
diperhatikan dan dihadapi
Suatu risiko utama bagi kehidupan
marty adalah karena ia mungkin sungguh-sungguh bersedia bunuh diri sebagaimana
yang dia takutkan. Disamping itu, suatu tuduhan tentang malpraktek atau
perilaku tidak etis dapat saja dituduhkan oleh kedua marty karena kegagalan
nona windom menginformasikan kepada mereka maksud marty seandainya mereka tahu
bahwa nona windom menyadari bahwa marty benar-benar mau bunuh diri, adalah
penghianatan terhadap harga diri marty jika nona windom menginformasikan kedua
orang tuanya tentang maksud marty, hal ini tidak mustahil dapat merusak relasi
pertolongan antara marty dan nona windom, yang barangkali tidak dapat
diperbaiki.
d. Nilai
pengganti.
Penilaian terhadap kehidupan marty
merupakan pemaksaan yang cukup menuntut nona windom untuk mengabaikan komitmen
etiknya terhadap hak penentuan diri sendiri marty.
e. Provisi
dan pencegahan.
Risiko-risiko bagi kehidupan marty
memaksa nona windom untuk menggunakan pertimbangan-pertimbangan penilaian yang
tidak biasanya, mencakup tindakan apapun yang dapat dia lakukan untuk mencegah
marty dari tindakan bunuh dirinya, termasuk juga pelanggaran prinsip
kerahasiaan dan hak menentukan diri sendiri. Seandainya prospek dari ancaman
bunuh diri kelihatan mendesak, nona windom mungkin harus segera berkomunikasi
dengan kedua orangtua marty dengan melanggar keberatan marty, sehingga mereka
dapat mempertimbangkan komitmen pemaksaan dan keterampilan apapun yang dapat
meyakinkan maupun intervensi yang tepat waktu bagi marty.
f. Evaluasi
Dasar pembenaran yang utama untuk
penggunaan diluar prinsip-prinsip etik tersebut secara normal dapat mengangkat
prioritas keremajaan marty dan pryorytas keadaan yang diterapkan untuk
kehidupan marty dipandang sebagai kenyataan yang berbahaya. Terhadap suatu
kemungkinan bahwa nona windom keliru menilai tentang kejadian yang akan terjadi
segera, tetapi penilaian tentang kehidupan marty menuntut nona windom untuk
mengambil resiko dari kemungkinan kesalahan. Nona windom kemudian dapat menilai
untuk kesalahan pada sebab yang lain.
Kenyataan bahwa orang tua marty
membayar biaya penyembuhan marty bukanlah suatu pembenaran untuk tindakan
tertentu yang dilakukan nona windom, walaupun demikian yang menjadi klien nona
windom adalah marty bukan orangtua.
10. Mengupayakan Rujukan
Untuk Klien
Nona clark meminta bantuan tuan
wynn, seorang pekerja sosial, sehubungan dengan masalahnya yang dirasakan
mengurangi kepercayaan dirinya, bahkan dirasakan sangat menganggu terhadap
hubungan dengan orang lain.
Walaupun nona clark telah
menunjukkan kemajuan tertentu dalam serangkaian pertemuan yang dilaksanakan,
baik menyangkut kemampuanya untuk mengatasi kesulitan secara menstruktif maupun
dalam hal peerimaan dirinya sebagai mana adanya, namun ia memberitahukan bahwa
permasalahanya berawal dari kesulitanya dalam hal makan, yang dirasakanya
sangat menggangu baik dalam hubunganya dengan orang lain maupun terhadap harga
dirinya, karena tidak terdapat indikasi yang jelas atas hal yang telah
belangsung lama ini, dan merasa tidak memiliki kecakapan untuk menangani hal
ini, maka tuan wynn mempertimbangkan untuk mengupayakan rujukan pada pihak lain
yang dipandang tepat untuk itu.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada
beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
a. Prinsip-prinsip
etis yang dapat diterapkan.
Pekerja sosial memiliki
tanggungjawab etis untuk tidak berusaha menangani permasalahan klien dimana dia
kurang memiliki kecakapan yang diperlukan untuk itu, pekerja sosial juga
memiliki tanggungjawab etis untuk tidak mengakhiri kegiatan penangananya
sebelum waktunya, ataupun melanjutkan penanganan yang melebihi apa yang
dibutuhkan klien atau diluar batas kemampuanya dalam menangani permasalahan
klien secara efektif.
b. Prioritas
prinsip yang dapat diterapkan.
Prioritas penting dari sederajat
tanggungjawab etis tuan wynn adalah mengupayakan suatu corak pelayanan yang
paling diperlukan dan sesuai dengan kebutuhanya, apa yang
dicarinya,kesiapanya,serta dalam suatu kondisi yang secara maksimal diupayakan
untuk sesuai pula dengan situasi dala dirinya, kepribadianya,maupun
sumber-sumber material yang ada.
c. Risiko-risiko
yang harus doperhatikan dan dihadapi.
Bagaimanapun rujukan yang sesuai
dapat dimungkinkan, karena dubutuhkan oleh nona clark dan keterbatasan
fungsional maupun profesional dari tuan keterbatasan fungsional maupun
profesional dari tuan wynn. Rujukan bisa juga menggambarkan “penolakan”
terhadap suatu hal yang mungkin telah dialami oleh nona clark yang mungkin
menyebabkanya menderita dimasa lalu. Disisi lain, tuan wynn bisa jadi tergoda
untuk tetap mempertahankan nona clark sebagai klienya, didorong rasa untuk
mencoba-coba, atau dianggap sebagai suatu tantangan bagi pribadinya, ataupun
mungkin juga karena ego atau kebutuhan untuk meningkatkan penghasilan.
d. Nilai
pengganti.
Fokus etis tuan wynn tinggal pada
bagaimana mengupayakan kondisi terbaik dari nona clark, serta mengupayakan
pelayanan kompeten yang tepat pada waktunya, sesuai dengan kondisi dan
kebutuhanya.
e. Provisi
dan pencegahan.
Walaupun mengarahkan perhatian pada
apa yang dirasakan oleh nona clark dan kebutuhan-kebutuhanya, tuan wynn harus
bertindak hati-hati, pada satu sisi, tuan wynn harus dapat menghindarkan diri
dari kelalaian dalam memandang permasalahan yang perlu mendapat penekanan,
seperti yang diungkapkan oleh nona clark, yaitu kesulitan dalam hal makan, yang
mengakibatkan berbagai kesulitan lainya dan membawanya datang ke tuan wynn.
Disisi lain, tuan wynn tidak dapa mengabaikan begitu sajaakan kemajuan yang
telah dicapai, hal itu dapat dijadikan dasar bagi tuan wynn untuk memberikan
saran rujukan. Tuan wynn juga harus memiliki kejelasan motivasi dan
kehati-hatian dalam memberikan rekomendasi untuk kelimpahan kasus itu pada
pihak lain, atau malah menaganinya sendiri.
f. Evaluasi
Tidak ada kiranya yang
dapatdipertanyaka mengenai kebutuhan apa yang harus ditangani dan etika
pekerjaan sosial apa yang dikehendaki bagi tuan wynn apa yang harus diupayakan
oleh tuan wynn adalah penentuan waktu yang tepat, kebijakan dan keterampilan,
bersama dengan kesadaran diri, dalam pengupayaan itu semua hendaknya jangan
mengabaikan kepentingan utama dari nona clark dan menimbulkan kerugian padanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar