Selasa, 10 September 2013

nilai dan etika pekerjaan sosial (Paradigma Pengambilan Keputusan Etis)

PARADIGMA DI DALAM PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIS PEKERJAAN SOSIAL


A.    Definisi
Paradigma merupakan cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual.
Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa Latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma (para+ deiknunai) yang berarti untuk "membanding-kan", "bersebelahan" (para) dan memper-lihatkan (deik)
 

B.     Manfaatnya dalam Praktik Peksos
1.      Membimbing pekerja sosial melewati proses pengam-bilan keputusan etis
2.      Membantu pekerja sosial didalam meningkatkan kemungkinan bahwa semua faktor yang relevan dalam situasi praktek telah mendapatkan hal yang sepadan
3.      Mengantisipasi berbagai permasalahan yang dihadapi didalam praktek
4.      Mengoptimalkan upaya profesional pekerja sosial sehingga memperoleh hasil yang maksimal
5.      Diharapkan pekerja sosial dapat memahami dan menerapkan prinsip etik secara akurat dan mendapatkan keleluasaan dalam menerapkan prinsip etik.







C.    Paradigma yang Ditawarkan
1.      Prinsip-prinsip etik apa yang dapat diterapkan didalam situasi praktek dan untuk apa atau kepada siapa prinsip tersebut tepat diterapkan ?
2.      Dalam kaitan dengan tanggung jawab utama pekerja sosial, bagaimana prioritas-prioritas dapat diurutkan secara benar mulai dari prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan sampai kepada siapa prinsip tersebut dapat diterapkan ?
3.      Risiko atau konsekuensi apa yang harus diperhatikan oleh pekerja pada saat mengambil keputusan-keputusan etis dalam suatu situasi praktek ?
4.      Pertimbangan dan nilai-nilai apa yang cukup memak-sa untuk mengganti prinsip-prinsip etik sehingga cocok dengan situasi praktek ?
5.      Provisi atau tindakan pencegahan apa yang diper-lukan oleh pekerja sosial dalam rangka menang-gulangi konsekuensi-konsekuensi dari keputusan maupun tindakan etis yang dilakukannya ?
6.      Bagaimanakah suatu keputusan dan tindakan dapat dievaluasi dalam konteks tanggung jawab etis maupun profesional ?


D.    Penerapan Paradigma dalam Praktek Pekerjaan Sosial

1.      Pembawaan Diri (Perilaku Pribadi) Pekerja Sosial
Tuan Wilson seorang pekerja sosial swasta, menghadiri  pesta thanks-giving. Waktu itu ia banyak minum alcohol. Ketika ia tiba dirumah dan menyetel telepon otomatisnya ternyata telah terekam suara  penuh kepedihan dari nyonya Colen, kliennya yang ia kunjungi  Kamis yang lalu, yakni kunjungan atas kematian suaminya. Pertemuan itu bertujuan membantunya mengatasi perasaan kehilangan suaminya yang bisa merusaknya. Tuan Wilson sebenarnya telah mempersiapkan pembatalan hari libur bagi nyonya itu tetapi menyarankan agar menelponnya bila perlu. Tetapi nyonya Colen ingin bertemu Tuan Wilson dan mendesak agar membalas menelpon sesegera mungkin untuk mempersiapkan pertemuan.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :

a.       Prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan
Tanggung jawab pokok pekerja sosial adalah kliennya. Dalam komunikasi dan relasi dengan klien, pekerja sosial memiliki tanggung jawab etis yang menjadi pengendali mutlak bagi diri dan pertimbangan profesionalnya. Selanjutnya iapun memiliki tanggung jawab etis dalam dirinya untuk berperilaku baik dalam status maupun kapasitas profesionalnya, serta pada cara yang tidak mencerminkan sikap yang merugikan dirinya sebagai pekerja sosial serta yang tidak merugikan profesinya.
b.      Prioritas prinsip-prinsip yang dapat diterapkan
Tuan Wilson diharapkan membuat prioritas bagi kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan Ny. Colen melalui kematangan emosi dan intelektualnya.
c.       Resiko-resiko yang harus diperhatikan dan harus dihadapi
Resiko utama yang mungkin muncul adalah bahaya bagi Ny. Colen jika keluhannya untuk pertolongan tidak diperhatikan dengan baik. Tuan Wilson menunjukkan tanggapan yang meyakinkan pada kliennya itu sementara dalam kondisi mabuk akan merusak komunikasinya.Konsekuensi yang mungkin timbul adalah rusaknya kredibilitas dan status profesional baik untuk tuan Wilson sebagai pekerja sosial maupun untuk profesi pekerjaan sosial secara keseluruhan. Pada situasi demikian, berjanji untuk menemui Ny. Colen sama saja dengan memperbesar resiko baik pada Ny. Colen maupun tuan Wilson.
d.      Nilai pengganti
Tidak ada nilai yang dapat digunakan sebagai respon pengganti yang efektif dan tepat terhadap kebutuhan pertolongan Ny. Colen saat itu, atau walaupun tuk Wilson bersihkukuh memberikan pertolongan dalam kondisi itu, maka kemungkinan justru kapasitasnya sebagai pekerja sosial akan rusak.
e.       Provisi dan pencegahan
Meskipun Tuan Wilson dianggap sebagai orang yang berhak berperilaku menurut kemauannya ketika ia tidak sedang membawa nama profesinya sebagai pekerja sosial, namun secara etis ia tidak lalu bebas begitu saja mengabaikan kebutuhan pertolongan bagi Ny. Colen. Pada sisi lain berbicara dengannya ditelepon dengan suara teler akan membuat keraguan Ny. Colen akan ketidaksiapan pekerja sosialnya, bahkan akan membuatnya takut. Oleh karenanya, menelepon balik dalam keadaan demikian harus sungguh-sungguh dipertimbangkan.
Jikan Tuan Wilson belum siap, ia seharusnya mengadakan persiapan dulu. Ia sebaiknya menghubungi pekerja sosial atau praktisi lain untuk menghubungi atau mengunjungi Ny. Colen dan menjelaskan bahwa Tuan Wilson berhalangan menemui atau menelponnya, tetapi juga memberitahu bahwa Tuan Wilson akan segera mungkin menghubunginya. Jika ternyata tidak ada pekerja sosial atau praktisi yang mampu, maka sebaiknya tuan Wilson paling tidak menghubungi orang lain yang mampu mengubunginya. Jika orang itu mau, penilaian baru dibuat yakni mengenai bagaimana sebenarnya keadaan Ny. Colen (dari suaranya) serta sejauh mana urgensi untuk menemuinya. Mungkin Ny. Colen masih mampu untuk menunggu kesediaan Tuan Wilson. Bagi Tuan Wilson perlu menyadari potensi keadaan darurat itu, sebab pada hari libur seperti itu klien mungkin merasakan kesepian dan depresi khusus. Tuan Wilson harus berupaya untuk tidak minum atau melakukan kegiatan seperti itu untuk mengantisipasi kemungkinan terulangnya kejadian seperti yang lalu. Dan iapun harus membuat persiapan jika terjadi situasi darurat seperti sebelumnya.
f.       Evaluasi
Sasaran penting dari situasi ini adalah menjamin intervensi kepada Ny. Colen bahwa ia membutuhkan intervensi itu. Jika ada kecenderungan bunuh diri, maka harus segera dideteksi. Disini kesadaran dan pertimbangan rangkaian sejarah masalah klien sangat penting, sehingga tindakan yang tepat dan penuh perhitungan dapat dilakukan.

2.        Kejujuran terhadap Mandat
Bung Warren, seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Pekerjaan Sosial yang sedang menjalani praktikum  II pada Rumah Sakit Jiwa Montrose, dibawah supervisi Nona Stone. Kebanyakan klien pada rumah sakit tersebut adalah orang-orang yang mengalami gangguan emosional. Bung Warren mengungkapkan niatnya pada Nona Stone agar memberitahu klien yang ia tangani bahwa mahasiswa, karena ia takut bahwa klien-klien itu tidak mempercayainya sehingga akan berpengaruh pada keberhasilan prakteknya.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
a.       Prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan
Pekerja sosial secara etis bertanggung jawab terhadap kebenaran status dan mandat profesionalnya. Supervisor pekerja sosial secara etis bertanggung jawab utuk mewajibkan praktek etis kepada orang yang disupervisinya, serta bertanggung jawab memberi ilham dan mendorong mereka untuk berkembang sebagai pekerja sosial yang kompeten dan etis. Pekerja sosial dan supervisor, keduanya secara etis bertanggung jawab kepada pelayanan yang kompeten dan etis terhadap klien.
b.      Prioritas dari prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan
Pelayanan klien oleh Bung Warren dan Nona Stone ditempatkan sebagai prioritas yang paling tinggi. Disini Warren tidak menipu mandat sebagai mahasiswa praktek. Tidak juga menampilkan diri seolah-olah ia bukan mahasiswa. Nona Stone juga tidak menyesatkan klien Warren tentang diri mereka sebagaimana yang diminta Bung Warren diatas.
Nona Stone juga memiliki tanggung jawab etis untuk menjamin adanya pengalaman dan kesempatan-kesempatan belajar bagi Warren dalam situasi yang kondusif yang membuat ia kompeten dan etis, sementara itu tetap ada jaminan perlindungan dan pelayanan terhadap klien mereka.
c.       Resiko-resiko yang harus diperhatikan dan dihadapi
Ada resiko-resiko bagi klien Warren karena ia adalah mahasiswa yang masih belum sepenuhnya matang. Ada juga resiko terhadap reputasi rumah sakit jiwa Montrose serta terhadap Nona Stone sebagai akibat dari kemungkinan unjuk kerja yang tidak adekuat dari Warren atau akibat ketidakjujurannya. Padahal ia sedang belajar menjadi pekerja sosial dan mengembangkan keterampilannya.
d.      Nilai pengganti
Tidak perlu mempersoalkan tentang prioritas tanggung jawab etis oleh Rumahsakit Jiwa Montrose, Nona Stone dan Bung Warren. Meskipun barangkali tidak ada nilai yang jelas sebagai pengganti tanggung jawab etis mereka terhadap klien, namun nilai yang memberikan kesempatan belajar bagi mahasiswa pekerja sosial adalah sesuatu yang penting. Ini benar dalam pandangan akan nilai, untuk mempersiapkan generasi pekerja sosial yang akan datang yakni pekerja sosial yang mampu menampilkan pelayanan kompeten dan etis masa depan.
e.       Provisi dan pencegahan
Perhatian Bung Warren akan keinginan menghargai statusnya sebagai mahasiswa dapat dijadikan dasar diskusi tentang tanggung jawab etis yang benar jika itu menyangkut mandat profesional. Nona Stone dapat memberikan bimbingan dan dukungan kepada Warren yang mungkin dapat digunakannya dalam menghadapi reaksi klien yang tidak memperlakukannya sebagai pekerja sosial yang berkualifikasi penuh. Nona Stone seharusnya juga menjamin klien, langsung atau melalui Warren atau kedua-duanya, yang menempatkan Warren pada bagian yang selalu dapat menghubunginya dan menghubungi supervisor lainnya.
f.       Evaluasi
Dalam kaitan dengan implikasi etis dari persoalan itu, Nona Stone perlu membuat Warren lebih peka terhadap eika praktek pekerjaan sosial, dan permasalahan  itu juga bisa menjadi guru dan model peranan bagi Warren. Secara implisit, tekanan ada pada Warren dalam tanggung jawabnya terhadap klien, juga merupakan peringatan akan perlunya provisi pelayanan yang etis dan adekuat.

3.        Supervisi tidak Berkemampuan
Tuan Wallace adalah pekerja sosial klinis yang bekerja di Lembaga Sosial Alcott dan melayani orang-orang yang mengalami kecanduan obat. Ia disupervisi oleh Nona Simon. Nona Simon mendengar issue bahwa Wallace memakai obat secara terkendali, tetapi buktinya tidak pernah terlihat baik didalam maupun diluar lembaga. Nona Simon juga belum mempunyai bukti akan adanya akibat buruk pada Wallace akibat penyalahgunaan obat.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
a.       Prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan
Pekerja sosial perlu mengingat bahwa perilaku pribadinya diluar peranan dan status profesionalnya adalah urusan dia sendiri jika perilaku demikian tidak mengganggu atau mencampuri tanggung jawab profesionalnya terhadap klien, lembaga serta profesi pekerjaan sosial itu sendiri. Supervisor pekerja sosial memiliki tanggung jawab etis menyelematkan klien dari supervisee-nya serta dapat menjamin unjuk kompetensi dari fungsi-fungsi profesionalnya.
b.      Prioritas dari prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan
Tanggung jawab utama Tuan Wallace dan Nona Simon adalah klien –klien Tuan Wallace. Wallace dan Nona Simon juga bertanggung jawab secara etis dalam menampilkan fungsi-fungsi profesional serta taat pada kebijakan dan prosedur  yang ada pada lembaga sosial Alcott. Selanjutnya, Nona Simon secara etis bertanggung jawab terhadap monitoring dan memberi kemudahan terhadap penampilan Wallace di lembaga tersebut.
c.       Risiko-risiko yang harus diperhatikan dan dihadapi
Klien-klien lembaga sosial Alcott ada pada risiko dalam hubungannya dengan permasalahan dan kerapuhan yang dikaitkan dengan penyalahgunaan obat. Kedirian dan reputasi profesional dari Tuan Wallace serta kemungkinan kesempatannya pada praktek pekerjaan sosial, juga merupakan risiko tanpa sebab, karena adanya issue atau rumor tentang penyalahgunaan obat yang dituduhkan pada dirinya. Jika memang ada dasar dari rumor tersebut, berarti ada risiko yang mengganggu terhadap fungsi lembaga tersebut dengan adanya konsekuensi membahayakan yang secara potensial mengganggu klien dan Lembaga Sosial Alcott.
d.      Nilai pengganti
Hak kedirian Tuan Wallace adalah nilai yang dijunjung tinggi pada masyarakat demokratis, tetapi hak orang tidak cukup diagungkan menjadi preseden yang tepat seperti misalnya terhadap kesejahteraan klien Tuan Wallace dan pantas tidaknya ia memperlakukan klien-klien itu. Tidak juga bisa menjadi prioritas yang berguna bagi kredibilitas profesi pekerjaan sosial dan Lembaga sosial Alcott sebagai sarana menangani masalah penyalahgunaan obat.
e.       Provisi dan pencegahan
Nona Simon seharusnya tidak mengandalkan issue-issue atau sumber-sumber informasi yang tidak layak lainnya terhadap perilaku dan praktek Tuan Wallace, karena issue-issue itu jelas akan berpengaruh pada peranannya diLembaga sosial Alcott atau pada profesi pekerjaan sosial. Dibawah keadaan yang optimal, sebagaimana persoalan dinamika pedagogik dan pengembangan supervisi pekerjaan sosial, supervisee biasanya adalah sumber utama informasi bagi supervisor tentag praktek yang dilakukan supervisee. Bagaimanapun cara itu bisa diganti dengan observasi dan cara-cara yang wajar lainnya. Dengan demikian supervisor menciptakan penggunaan informasi yang paling konstruktif untuk mengevaluasi kemajuan unjuk kerja dan pelayanan supervisee terhadap klien.
Pada situasi ini Nona Simon tidak perlu mengandalkan issue itu, ia mesti waspada tanda-tanda penampilan yang dapat merusak, serta tanda-tanda intrusi (campurtangan) eksternal terhadap kapasitas Tuan Wallace untuk mencapai persyaratan profesi dan lembaga, tidak dengan penghakiman atas sebab-sebab masalah itu, tetapi tentang kemungkinan bahwa masalah itu memang ada.
Dipihak lain karena Tuan Wallace sedang bekerja dengan klien yang bermasalah, maka peringatan yang lebih ketat perlu diberikan oleh Nona Simon. Perhatian yang tepat perlu diberikan pada berbagai wujud masalah yang dapat menimbulkan bahaya khusus bagi klien, serta prospek mereka untuk sembuh, sebab masalah itu dapat memepengaruhi klien dan kebutuhan-kebutuhannya. Pertanyaan tidak perlu dimunculkan sekitar Tuan Wallace tentang issue penyalahgunaan obat itu, walaupun ia dihadapkan menangani klien yang juga mengalami masalah serupa. Tetapi suatu ketika ada juga baiknya bagi Nona Simon bertanya secara langsung kepada Tuan Wallace, terutama tentang jika adanya indikasi yang mengarah pada masalah tersebut.
Jika ternyata ada bukti penampilan yang merugikan, maka intervensi Nona Simon akan menjadi sangat esensial. Apabila masalah itu sangat serius, maka Wallace perlu dicegah untuk melakukan praktek, dengan menempatkan dia pada posisi lain dan Wallace harus mengikutinya dengan segera. Sehubungan dengan issue tentang keterlibatan Tuan Wallace dalam penyalahgunaan obat yang dikonfirmasi itu, maka Nona Simon harus mendesak dengan menawarkan pertolongan, sehingga Wallace mau diberi pengobatan. Barangkali Wallace untuk sementara akan meninggalkan prakteknya untuk mendapatkan pengobatan yang lengkap.
f.       Evaluasi
Klien Tuan Wallace adalah perhatian utama bagi Nona Simon, tetapi Tuan Wallace juga pantas menjadi pokok perhatian dan asistensi Nona Simon, baik dalam hal hak-haknya maupun dalam hal peranannya sebagai pekerja sosial, sepanjang hal itu tidak merugikan klien dan tidak menimbulkan risiko bagi pengobatan klien-klien yang ada pada Lembaga Sosial Alcott. Intervensi terhadap keduanya yakni klien dan Tuan Wallace, bersama-sama dengan kepentingan lembaga Sosial Alcott dan kepentingan masyarakat merupakan sesuatu yang bijaksana dan tepat.

4.        Citra Umum Pekerja Sosial
Nona Warner, seorang pekerja sosial yang bekerja di Lembaga Pelayanan Sosial (LPS) Adams, telah mempublikasikan sebuah buku tentang “Hubungan Orangtua – Anak” yang menyita perhatian umum. Nona ini diminta oleh perusahaan radio lokal untuk menyusun jadwal rencana program siaran yang teratur yang nantinya para pendengar akan diundang untuk mengkonsultasikan masalah-masalahnya. Perkenalannya melibatkan juga afiliasi lembaga.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
a.       Prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan
Pekerja sosial bertanggung jawab secara etis menjaga perilaku dan pernyataan-pernyataannya kepada umum dalam kapasitas dan statusnya sebagai anggota profesi agar tidak terjadi celaan. Ia juga diharapkan membedakan tindakan-tindakan dan pernyataan-pernyataannya sebagai pribadi dan sebagai wakil lembaganya. Bertanggung jawab secara etis untuk memperhatikan dan menjaga jenis dan makna pernyataan dan tindakan-tindakannya itu.
b.      Prioritas prinsip-prinsip yang dapat diterapkan
Bagi Nona Warner, perhatian etis yang utama adalah pengaruh tindakan dan pernyataan-pernyataannyadalam kaitan peranan dan statusnya sebagai pekerja sosial, dipihak lain termasuk juga pengaruhnya pada LPS Adams serta terhadap citra profesi pekerjaan sosial.
c.       Risiko yang harus perhatikan dan dihadapi
Para pendengar radio itu bisa saja menganggap Nona Warner sedang berbicara untuk LPS Adams. Oleh karena itu tanggapannya terhadap pertanyaan-pertanyaan pendengar mengenai masalah-masalah keluarga mereka , perlu sungguh-sungguh diperhatikan dan ditindaklanjuti, bahkan walaupun para pendengar itu dari semula tidak menduganya. Karena tanggapan itu sangat terbatas dan datanya pun tidk lengkap, tanpa didukung oleh strategi profesi yang mantap, maka tanggapan tersebut bisa menjadi risiko bagi kesalahan diagnosis dan perencanaan pemecahan masalahnya. Hasilnya pun bisa menimbulkan persepsi yang simplistik dan tidak akurat.
d.      Nilai pengganti
Apapun kemungkinan penilaian masyarakat umum  itu  bagi Nona Warner, bagi LPS Adams dan bagi profesi pekerjaan sosial akibat penyiaran itu, hal tersebut tidaklah dapat disamakan dengan preseden terhadap bahaya potensial bagi pendengar ataupun bagi integritas pekerjaan sosial sebagai pendekatan dan pemenuhan kebutuhan manusia.
e.       Provisi dan pencegahan
Apakah Nona Warner melakukan siaran dan atau tdak menghiraukan apa yang diucapkannya, namun ia mesti memperhatikan risiko yang dapat mempengaruhi pendengarnya. Seharusnya ia tidak membiarkan dirinya tergoda begitu saja oleh prospek kepopuleran dan kemajuan pribadi dalam memutuskan apakah ia menyiar atau tidak. Jika ia memutuskan melakukannya, maka seharusnya ia mempersiapkan kontrol dan batasan-batasan lain yang penting untuk menghindari risiko dan salah paham yang mungkin terjadi bagi pendengarnya, atau sebaliknya akankemungkinan munculnya tindakan yang tidak sesuai harapan dan membahayakan. Kenyataan bahwa ia berbicara bukan atas nama LPS Adams atau profesi pekerjaan sosial haruslah ditegaskan.
f.       Evaluasi
Pencegahan yang diajukan diatas penting untuk menghindari konsekuensi myang dapat merusak nama baik LPS Adams dan profesi pekerjaan sosial, baik pada tindakan maupun pernyataan-peryataan kepada publik oleh Nona Warner.
5.        Keselamatan Pribadi Pekerja Sosial
Tommy, anak berusia tujuh tahun adalah klien sementara dari sebuah pelayanan protektif, yang sedang dalam proses perkara diantara kedua orang tuanya. Ny. Whelan adalah pekerja sosial yang diangkat menangani Tommy. Dari apa yang Tommy isyaratkan serta dari pengamatannya langsung terhadap Tommy, Ny. Whelan menyadari bahwa ayah kliennya memang telah menyalahgunakan anak tersebut.
Segera sebelum adanya keputusan pengadilan akan kasus itu, ayah Tommy (yakni lelaki dengan kecenderungan menyimpang) mengancam akan membunuh Ny. Whelan, membunuh suaminya serta anak-anaknya jika kesaksiannya bisa mencegah si ayah tersebut mendapatkan kembali Tommy. Tommy telah setuju bahwa kebenaran kesaksian pekerja sosial itu adalah penting sekali demi kesejahteraannya, dan Tommy pun mendorong pekerja sosialnya memperjuangkannnya.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
1.      Prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan
Disamping tanggung jawab terhadap klien, pekerja sosial juga bertanggung jawab memberikan kesaksian yang benar meskipun itu dapat berpengaruh pada keselamatannya sendiri serta masa depan kliennya. Ini benar hanya jika pekerja sosial telah diberikan hak, atau menurut definisi dari fungsi profesionalnya, dianggap telah mendapat ijin untuk memberi kesaksian sesuai tanggung jawabnya terhadap klien serta karena ia mengetahui akan kondisi klien tersebut.
2.      Prioritas  prinsip-prinsip yang dapat diterapkan
Bagi Ny. Whelan, keselamatan dan kesejahteraan Tommyadalah perhatian etis profesionalnyayang utama. Sebagai seorang isteri dan orang tua, ia juga memiliki perhatian dan tanggung jawab bagi keselamatan diri dan keluarganya, tetapi tidak lalu mengabaikan tanggung jawabnya terhadap Tommy. Secara etis ia juga bertanggung jawab untuk tampil penuh waspada dan tidak terpengaruh prasangka terhadap peranan-peranannya selama terjadinya perkara itu untuk mencapai tujuan yakni bagi apa yang terbaik bagi kliennya.

3.      Risiko yang harus diperhatikan dan dihadapi
Satu masalah yang mempengaruhi tanggung jawab etis Ny. Whelan sebagai pekerja sosial adalah tanggung jawab bahwa perkara itu sebenarnya bisa saja dilimpahkan kepada ayah Tommy dengan kemungkinan terjadinya kembali penyiksaan terhadap Tommy. Disini ada juga risiko berupa konsekuensi yang tidak adil dari kesaksiannya jika kesaksian itu tidak benar dan tidak akurat. Risiko bagi Ny. Whelan dan keluarganya juga bisa menjadi kenyataan.
4.      Nilai pengganti
Nilai pembimbing bagi Ny.Whelan bisa dikaitkan dengan tanggung jawab etis kepada dan untuk keselamatan dan kesejahteraan Tommy, seorang anak kecil sekaligus juga klien. Meskipun akan mengancam Ny. Whelan dan keluarganya, tetapi hal itu tidak menjadi persoalan bagi etika pekerjaan sosial, ini sesuai dengan prioritas pengganti itu.
5.      Provisi dan pencegahan
Ny. Whelan secara etis bertanggung jawab terhadap penampilan yang berkompeten dari peranan profesionalnya dalam kaitan dengan kliennya (Tommy) yang usia dan kerapuhannya masih memerlukan bimbingan dan perlindungan. Makanya, peranan pekerja sosial adalah memberikan bukti yang relevan dan seakurat mungkin, dengan catatan bahwa yang terbaik bagi Tommy harus diutamakan. Mengenai ancaman terhadap diri dan keluarganya, pekerja sosial itu perlu mengadukannya kepada yang berwajib atau lembaga perllindungan lainnya. Ia juga perlu berjaga-jaga untuk melindungi diri dari keluarganya.
6.      Evaluasi
Meskipun sepertinya ada ketidakadilan, yakni dengan mengutamakan kepentingan Tommy daripada keselamatan Ny. Whelan dan keluarganya, namun pengaruh prospek tertentu dari kesaksiannya akan berakibat baik. Pekerja sosial memang sering harus melepaskan otonomi –otonomi dan kepentingan pribadinya, ini disebabkan komitmennya terhadap tanggung jawab profesional dan etis.


6.        Batas-Batas Kerahasiaan
Nona Worley adalah caseworker pada lembaga pelayanan keluarga (LPK) Argon. Se telah melalui litsus oleh petugas intake, Nona Carol menunjukkan keprihatinannya pada kemungkinan pembeberan rahasia-rahasia pribadinya dan meminta Nona Worley untuk menjamin kerahasiaan itu. Bgaimanapun lembaga akan memerlukan catatan Nona Worley dan mendiskusikannya dengan supervisornya.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
1.      Prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan
Prinsip kerahasiaan secara tidak langsung menunjuk pada  hubungan antara pekerja sosial dengan kliennya. Pekerja sosial bertanggung jawab menyampaikan kepada klien kebenaran bahwa kebijakan dan prosedur yyang ada pada lembaga akan membatasi untuk menjaga ketat rahasia tersebut. Singkatnya, pekerja sosial betanggung jawab membuka pikiran klien sehingga treatmen bisa berjalan dan masing-masing dapat berperan sesuai posisinya. Pekerja sosial mengargai hak penentuan diri klien dalam hal-hal yang mempengaruhi kehidupan kliennya.
2.      Prioritas prinsip-prinsip yang dapat diterapkan
Prinsip kerahasiaan menjadi prioritas bagi Nona Worley. Hal lain yang berhubugan dengan kerahasiaan itu adalah hak penentuan diri dari Nona Carol, serta keadaan kebijakan dan prosedur sebenarnya dari lembaganya.
3.      Risiko yang harus diperhatikan dan dihadapi
Kegagalan berbagi informasi antara Nona Worley dan Nona Carol akan berpengaruh pada Nona Carol dan risikonya mungkin akan menimbulkan keraguan terhadap pekerja sosial dan kredibilitas lembaga itu. Jika Nona Worley tidak menyembunyikan berbagai informasi yang relevan, maka Nona Carol mungkin akan menganggap bahwa prosedur dan kebijakan lembaga itutidak sesuai dengan kebutuhan dan plihannya. Dengan demikian ia dapat menolak treatmen lembaga, meskipun ia sebenarnya sangat membtuhkannya. Disini ada risiko yang tidak terhindarkan akan ketidakpedulian dan salah penggunaan catatan dan informasi, walaupun tidak secara eksklusif terjadi pada suatu lembaga besar.
4.      Nilai pengganti
Kebutuhan nona carol akan treatmen dan nilai-nilai yang di anut nona worley sebagai pekerja sosial, tidak cukup menjadi alasan bago nona worley untuk mengkompromikan tanggungjawab etisnya untuk membenarkan keadaan kebutuhan nona carol akan treatmen itu, sehingga ia akan mengalihkanya.
5.      Provisi dan pencegahan         
Nona worley yang dengan tepat mengantisipasi keadaan nona carol tentang pengalaman dan tuntutan dapat menganggap ia sebagai klienya maupun sebagai klien LPK argon, perlu bagi mereka menciptakan hubungan yang berorientasi tujuan treatmen. Catatan nona worley serta diskusi dengan supervisornya dapat digambarkan sebagai sumber dan kontrol yang dirancang untuk digunakan bagi kepentingan nona carol, dan bukan ditunjukan untuk digunakan bagi sembarang orang.rahasia itu baru bisa diberikan kepada orang lain, apabila ada legitimasi akan pentingnya rahasia tersebut. Tetapi pada saat yang sama pekerja sosial juga menyadari bahwa informasi itu tidak dapat dijadikan properti yang eksklusif sebab sebagai arsip lembaga, informasi itu tentunya diketahui juga oleh karyawan lembaga.
6.      Evaluasi
Serupa pentingnya dengan hal diatas, prinsip kerahasiaan juga jarang bisa dipegang secara mutlak. Nona carol berhak mengetahui risiko’’ kerahasiaan itu serta segala sesuatu yang lain yang perlu ia ketahui, agar ia dapat membuat penilaan yang tepat dan baik apakah ia menerima atau menolak pelayanan nona worley dan lembaga itu.

7.        Kolusi Pekerja Sosial dan Klien
Tuan crane mengenal nona weller sebagai pekerja sosialnya di lembaga asisten publik(LAP) palma, dimana ia telah keliru melihat lembaga itu dalam hal eligibilitas dia dan keluarganya untuk mendapatkan asistensi medis dan keuangan. Uan crane meminta nona weller untuk bekerja sama seolah-olah ia masih merupakan klien dari lembaga itu sehingga bantuan tidak dihentikan. Ia menekankan bahwa dengan dana itulah ia dan keluarganya bisa hidup.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
a.       Prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan.
Secara tidak langsung prinsip kerahasiaan berkaitan dengan hubungan antara pekerja sosial dengan klienya, pekerja sosial secara etis juga bertanggung jawab terhadap tujuan yang diharapkan, bertanggungjawab pula pada kebijakan dan prosedur pelayanan lembaga yang mempekerjakanya.
b.      Prioritas prinsip-prinsip yang dapat diterapkan,
Kerahasiaan akan tetap menjadi prinsip etik yang pertama bagi seorang pekerja sosial seperti nona weller, khususnya bagi penghargaan pada informasi yang secara sukarela diberikan oleh tuan crane. Dipihak lain nona weller dibatasi etika untuk tidak bersekongkol atau berkomplot dengan tuan crane dalam praktek yang curang, secara tidak langsung hal ini menunjukkan kontra vensi bagi kebijakan dan prosedur pelayanan lembaga palma dan juga merupakan tindakan ilegal dan tidak etis bagi sumber-sumber legislatif untuk memenuhi kebutuhan manusia dari segi kepantasan dan kewajaranya.
c.       Risiko yang harus diperhatikan dan dihadapi.
Dalam keadaan diatas ada risiko berupa kecurangan pada diri tuan crane dalam menerima asistensi medis dan keuangan dari LAP palman.
d.      Nilai pengganti
Nilai tentang penyediaan keputusan bagi keluarga dalam hal kebutuhan ekonomi seperti masalah tuan crane dapat menekan perasaan orang seperti pengalaman nona weller, sehingga pekerja sosial seharusnya kembali berpaling kepada ideologi pekerjaan sosial seharusnya kembali berpaling kepada ideologi pekerjaan sosial itu sendiri. Bagaimanapun, tanggungjawab etis terhadap LAP palma, terhadap masyarakat dan orang-orang lain dibanding hanya memperhatikan tuan crane dan keluarga, akan mencegah nona weller untuk memberikan prioritas tinggi pada kebutuhan-kebutuhan tuan crane.
e.       Provinsi dan pencegahan.
Nona weller mungkin dapat menghindari pengabaian masalah kerahasiaan melalui pemberian penjelasan yan tepat kepada tuan crane, yakni tentang relasi-relasi mereka, tentang aturan-aturan administratif LAP palma, yang menuntut adanya persyaratan prosedural dan eligilitas lembaga. Disini diperlukan keterampilan penyampaian yang dilandasi oleh sikap tulus dan jujur dengan tetap bersikap tegas bahwa persekongkolan yang dibayangkan semula bisa mengarah pada istyarat kolusi. Pemberian pengertian yang simpatik dapat ditunjukan terhadap kesulitan pemenuhan kebutuhan ekonomi itu, tetapi perlu dinyatakan bahwa distribusi pelayanan terbatas dan banyak orang lain yang memerlukanya.
Prinsip kerahasiaan mencegah nona weller dari pembeberan rahasia tuan crane, atau bisa juga menjadi alat mengakhiri asistensi itu, disini nona weller perlu menjelaskan dengan tegas bahwa tuan crane tidak dapat mengharapkan dirinya membantu memberikan bentuan jika data yang ada membuktikan bahwa tuan crane tidak layak mendapatkan asistensi itu. Tanggungjawab nona weller juga adalah mendorong tuan crane untuk kembali menyusun usulan yang lebih akurat untuk mendapatkan asistensi itu.
f.       Evaluasi
Pilihan-pilihan bagi nona weller adalah terbatas, tetapi penolakanya terhadap kolaborasi penipuan atau membenarkanya terhadap kolaborasi penipuan atau membenarkan pernyataan-pernyataan tuan crane yang salah adalah tanggapan etis yang sangat esensial bagi tugasnya di LAP palma tanpa menghukum tuan crane dengan pembeberan rahasianya, sehingga salah tafsir yang ada pada tuan crane dapat diperbaiki, tuan crane yang gagal mendapatkan asistensi perlu juga dikaji dan nona weller bertanggungjawab mempersiapkan orang itu untuk menyusun stratgi baru yang lebih eligibel.

8.        Pengakuan Klien Akan Keterlibatanya Pada Kejahatan
Dalam pertmuanya dengan tuan walcott yakni seorang pekerja sosial, tuan carne dengan terus terang mengatakan bahwa ia adalah seorang sopir yang pernah.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :

a.       Nilai pengganti.
Sebagai pekerja sosial yang terikat pada ideologi profesinya, tuan walcott perlu memberikan penilaian keadilan bagi seorang yang menjadi korban kejahatan begitu juga bagi orang yang telah membahayakan jiwa orang lain dengan mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk. Tetapi dengan menceritakan rahasianya kedapa tuan walcott, maka tuan carne perlu didorong menjadi tujuan treatmen menurut prinsip kerahasiaan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sekitar validitas pemberian prioritas nilai terhadap tanggungjawab tuan walcott sebagai pekerja sosial kepada tuan carne sebagai orang yang perlu ditolong.
b.      Provisi dan pencegahan.
Karena masalah kejahatan yang disampaikan tuan carne, dan ia telah mengakui dan terikat dengan perkataanya, dan hal itu berlawanan dengan masalah kejahatan pada umumnya, maka bisa saja adakemungkinan bahaya bagi pekerja sosial,yakni bahwa ternyata ia tidak secara etis membenarkan dan menyimpan rahasia tuan carne. Disini pekerja sosial, yakni bahwa ternyata ia tidak secara etis membenarkan dan menyimpan rahasia tuan carne .disini pekerja sosial sangat perlu menggunakan keterampilan profesionalnya untuk mengidentifikasi berbagai pertimbangan yang memungkinkan tuan carne mau berkonsultasi dengan pengacara dan barangkali juga menyusun langkah menggali tanggung jawab sosialnya agar ia menemui si korban, sebagai cerminan perhatianya pada tuan carne, maka tuan walcott dapat menyarankan agar tuan carne mencari pembelaan pada permasalahan itu sebagai suatu kecelakaan akibat terlalu banyak minum.
c.       Evaluasi
Tanggungjawab etik utama tuan walcott adalah tuan carne sebagai pekerja sosial, ia tidak begitu saja menghukum tuan carne akan kelalaianya. Dipihak lain bagi tuan walcot, mengabaikan keprihatinanya dipihak lain bagi tuan walcott, mengabaikan keprihatinanya pada kejahatan yang dilakukan tuan carne atau mengabaikan perhatianya pada nilai sosial yang dimiliki tuan carne, yang bisa mencegahnya mempertanggungjawabkan tindakanya kemungkinan akan membuatnya menghindari tanggungjawab tindakanya, kemungkinan akan membuatnya menghindari tanggungjawab sebagai pekerja sosial baik tanggungjawab kpada masyarakat maupun keaadailan. Paling tidak ia akan memberikan kontrol terhadap tuan carne tanpa melakukan pencelaan sebagaimna yang seharusnya dalam hubungan profesional.

9.        Rahasia Klien yang Belum Dewasa
Marti yang berusia 15 tahun memulai serangkaian pertemuanya dengan nona windom sebagai pekerja sosialnya atas anjuran orang tuanya. Kedua orang tuanya sepakat untuk membayar pertemuan-pertemuan tersebut, setelahmerasakan adanya kecendeungan yang tidak baik pada diri marty yang merajuk dan menghindari kontak keluarga dan kontak sosial.
Didalam pertemuan awal dengan nona windom,marty berjanji untuk mengakhiri semua yang dikhwatirkan kedua orang tuaya. Nona windom memberikan pertimbangan dan mendorong marty untuk memasuki rumah sakit guna mendapatkan perawatan psikiatri. Akan tetapi marty menolak, nona windom kemudian meminta marty untuk berbicara dengan kedua orangtuanya. Marty punkeberatan.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
a.       Prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan.
Pekerja sosial mempunyai etik untuk menghormati herga diri dan hak menentukan diri sendiri dari klien.pekerja sosial memperhatikan keunggulan klien menyangkut kepentingan-kepentinganya.
b.      Prioritas prinsip-prinsip yang dapat diterapkan.
Kepentingan-kepentingan marty pantas mendapatkan prioritas tertinggi, tetapi kerahasianan dan hak marty untuk menentukan diri sendiri merupakan diri sendiri merupakan prinsip-prinsip etik untuk mana nona windom juga terikat kepadanya.
c.       Risiko-risiko yang harus diperhatikan dan dihadapi
Suatu risiko utama bagi kehidupan marty adalah karena ia mungkin sungguh-sungguh bersedia bunuh diri sebagaimana yang dia takutkan. Disamping itu, suatu tuduhan tentang malpraktek atau perilaku tidak etis dapat saja dituduhkan oleh kedua marty karena kegagalan nona windom menginformasikan kepada mereka maksud marty seandainya mereka tahu bahwa nona windom menyadari bahwa marty benar-benar mau bunuh diri, adalah penghianatan terhadap harga diri marty jika nona windom menginformasikan kedua orang tuanya tentang maksud marty, hal ini tidak mustahil dapat merusak relasi pertolongan antara marty dan nona windom, yang barangkali tidak dapat diperbaiki.
d.      Nilai pengganti.
Penilaian terhadap kehidupan marty merupakan pemaksaan yang cukup menuntut nona windom untuk mengabaikan komitmen etiknya terhadap hak penentuan diri sendiri marty.
e.       Provisi dan pencegahan.
Risiko-risiko bagi kehidupan marty memaksa nona windom untuk menggunakan pertimbangan-pertimbangan penilaian yang tidak biasanya, mencakup tindakan apapun yang dapat dia lakukan untuk mencegah marty dari tindakan bunuh dirinya, termasuk juga pelanggaran prinsip kerahasiaan dan hak menentukan diri sendiri. Seandainya prospek dari ancaman bunuh diri kelihatan mendesak, nona windom mungkin harus segera berkomunikasi dengan kedua orangtua marty dengan melanggar keberatan marty, sehingga mereka dapat mempertimbangkan komitmen pemaksaan dan keterampilan apapun yang dapat meyakinkan maupun intervensi yang tepat waktu bagi marty.
f.       Evaluasi
Dasar pembenaran yang utama untuk penggunaan diluar prinsip-prinsip etik tersebut secara normal dapat mengangkat prioritas keremajaan marty dan pryorytas keadaan yang diterapkan untuk kehidupan marty dipandang sebagai kenyataan yang berbahaya. Terhadap suatu kemungkinan bahwa nona windom keliru menilai tentang kejadian yang akan terjadi segera, tetapi penilaian tentang kehidupan marty menuntut nona windom untuk mengambil resiko dari kemungkinan kesalahan. Nona windom kemudian dapat menilai untuk kesalahan pada sebab yang lain.
Kenyataan bahwa orang tua marty membayar biaya penyembuhan marty bukanlah suatu pembenaran untuk tindakan tertentu yang dilakukan nona windom, walaupun demikian yang menjadi klien nona windom adalah marty bukan orangtua.
10.    Mengupayakan Rujukan Untuk Klien
Nona clark meminta bantuan tuan wynn, seorang pekerja sosial, sehubungan dengan masalahnya yang dirasakan mengurangi kepercayaan dirinya, bahkan dirasakan sangat menganggu terhadap hubungan dengan orang lain.
Walaupun nona clark telah menunjukkan kemajuan tertentu dalam serangkaian pertemuan yang dilaksanakan, baik menyangkut kemampuanya untuk mengatasi kesulitan secara menstruktif maupun dalam hal peerimaan dirinya sebagai mana adanya, namun ia memberitahukan bahwa permasalahanya berawal dari kesulitanya dalam hal makan, yang dirasakanya sangat menggangu baik dalam hubunganya dengan orang lain maupun terhadap harga dirinya, karena tidak terdapat indikasi yang jelas atas hal yang telah belangsung lama ini, dan merasa tidak memiliki kecakapan untuk menangani hal ini, maka tuan wynn mempertimbangkan untuk mengupayakan rujukan pada pihak lain yang dipandang tepat untuk itu.
Didalam setiap penerapan paradigma dalam tahapan praktek pekerjaan sosial, ada beberapa tahapan atau langkah yang diterapkan yakni sebagai berikut :
a.       Prinsip-prinsip etis yang dapat diterapkan.
Pekerja sosial memiliki tanggungjawab etis untuk tidak berusaha menangani permasalahan klien dimana dia kurang memiliki kecakapan yang diperlukan untuk itu, pekerja sosial juga memiliki tanggungjawab etis untuk tidak mengakhiri kegiatan penangananya sebelum waktunya, ataupun melanjutkan penanganan yang melebihi apa yang dibutuhkan klien atau diluar batas kemampuanya dalam menangani permasalahan klien secara efektif.
b.      Prioritas prinsip yang dapat diterapkan.
Prioritas penting dari sederajat tanggungjawab etis tuan wynn adalah mengupayakan suatu corak pelayanan yang paling diperlukan dan sesuai dengan kebutuhanya, apa yang dicarinya,kesiapanya,serta dalam suatu kondisi yang secara maksimal diupayakan untuk sesuai pula dengan situasi dala dirinya, kepribadianya,maupun sumber-sumber material yang ada.
c.       Risiko-risiko yang harus doperhatikan dan dihadapi.
Bagaimanapun rujukan yang sesuai dapat dimungkinkan, karena dubutuhkan oleh nona clark dan keterbatasan fungsional maupun profesional dari tuan keterbatasan fungsional maupun profesional dari tuan wynn. Rujukan bisa juga menggambarkan “penolakan” terhadap suatu hal yang mungkin telah dialami oleh nona clark yang mungkin menyebabkanya menderita dimasa lalu. Disisi lain, tuan wynn bisa jadi tergoda untuk tetap mempertahankan nona clark sebagai klienya, didorong rasa untuk mencoba-coba, atau dianggap sebagai suatu tantangan bagi pribadinya, ataupun mungkin juga karena ego atau kebutuhan untuk meningkatkan penghasilan.
d.      Nilai pengganti.
Fokus etis tuan wynn tinggal pada bagaimana mengupayakan kondisi terbaik dari nona clark, serta mengupayakan pelayanan kompeten yang tepat pada waktunya, sesuai dengan kondisi dan kebutuhanya.
e.       Provisi dan pencegahan.
Walaupun mengarahkan perhatian pada apa yang dirasakan oleh nona clark dan kebutuhan-kebutuhanya, tuan wynn harus bertindak hati-hati, pada satu sisi, tuan wynn harus dapat menghindarkan diri dari kelalaian dalam memandang permasalahan yang perlu mendapat penekanan, seperti yang diungkapkan oleh nona clark, yaitu kesulitan dalam hal makan, yang mengakibatkan berbagai kesulitan lainya dan membawanya datang ke tuan wynn. Disisi lain, tuan wynn tidak dapa mengabaikan begitu sajaakan kemajuan yang telah dicapai, hal itu dapat dijadikan dasar bagi tuan wynn untuk memberikan saran rujukan. Tuan wynn juga harus memiliki kejelasan motivasi dan kehati-hatian dalam memberikan rekomendasi untuk kelimpahan kasus itu pada pihak lain, atau malah menaganinya sendiri.
f.       Evaluasi

Tidak ada kiranya yang dapatdipertanyaka mengenai kebutuhan apa yang harus ditangani dan etika pekerjaan sosial apa yang dikehendaki bagi tuan wynn apa yang harus diupayakan oleh tuan wynn adalah penentuan waktu yang tepat, kebijakan dan keterampilan, bersama dengan kesadaran diri, dalam pengupayaan itu semua hendaknya jangan mengabaikan kepentingan utama dari nona clark dan menimbulkan kerugian padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar