BIDANG PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL
1.
Relasi Kepegawaian
Apakah
sebuah perusahaan memiliki serikat buruh atau tidak, tujuan-tujuan organisasi
akan lebih efektif dicapai apabila para anggota yang ada didalamnya dapat
bekerja sama. Manajemen di bidang relasi kepegawaian bertugas meningkatkan
relasi antara pegawai dan majikan untuk menjamin dan mengembangkan suasana
harmonis antara pegawai dan majikan. Pekerja social bertugas dibidang ini
member I saran atau menangani langsungkeluahan-keluahn pegawai, termasuk melakukan
resolusi konflik dan penegakkan disiplin jika diperlukan.
2.
Administrasi Perlindungan Sosial
Pekerja
social member informasi kepada para
pegawai mengenai skema dan manfaat manfaat perlindungan social yang bias
diperoleh diperusahaan, misalnya seorang pekerja memerlukan operasi terhadap
penyakit yang dideritanya maka dia perlu mengetahui tunjangan yang bias
diperoleh dari perusahaan, pemotonga pemotongan gaji, atau biaya yang harus
dikeluarkan dari sakunya sendiri.
3.
Perluasan kesempartan kerja setara atau Alsi
Afirmatif
Tugas
utama pe kerja social dalam
bidang ini adalah memonitor kesesuaian organisasiperusahaan dan aturan aturan hukum
yang berlaku dan mengembangkan program program untuk mengatur dilingkungan
kerjanya agar tidak terjadi diskriminsai seksual maupun rasial. Pekerja social
biasanya melakukan penelitian terhadap laporan laporan mengenai adanya masalah
maupun potensi masalah social, seperti konflik, pelecehan,dan kemudian
menjembatangi pihak pihak yang terlibat untuk mencari solusi yang terbaik
4.
Pelatihan dan Pengembangan Organisai
Pelatihan
meliputi peningkatan kapasitas pegawai dalam menghadapi masalah masalah
tertentu maupun dalam menjalain kerja sama sesama pegawai. Pelatihan juga bias
dilakukan untuk meningkatkan keterampilan informasi atau kesadaran akan isu isu
sensitive yang sedang popular misalnya (isu gender, kelakuan salah terhadap
anak atau pasangan) melalui seminar atau loka karya
Fungsi
Pelatihan dan pengembangan organisasi adalah
untuk membangun situasi kerja yang efektif dan meningkatkan
produktifitas organisasi. Kemampuan dalam melakukan konsultasi dan assessment
kebutuhan sangat mungkin dimiliki pekerja social yang bertugas diidang ini.
Beberapa keahlian lain yang perlu dimiliki pekera social meliputi kemampuan
berkomunikasi dan memisahkan masalah dari gejala, metode penelitian, teknik
teknik perencanaan, dan fasilitas kelompok.
2.
Model
Pelayanansosial Bagi Majikan atau Organisasi Perusahaan
Dalam model ini yang menjadi
klien pekerja social adalah pihak perusahaan, bukan individu atau kelompok
pegawai. Tujuan utama adalah untuk membantu manajemen perusahaan dalam
mengindentifikasi dan mengembangkan kebijakan kebijakn dan pelayanan pelayanan
yang berhubunga dengan dunia kerja. Program dan pelayanan dalam konteks ini misalnya,
menyangkut pendirian fasilitas penitipan anak, perawatan kesehatan, pelayanan
khusus bagi pegaai wanita atau kelompok minoritas tertentu, pemberian analisis
dan saran berkaitan dengan perampingan perusahaan( rencan pemutusan hubungan
kerja) atau pengembangan pelatihan bagi para pelanggan sebuah bank.
Sebagaimana
dalam model pertam, pekerja social atau sosiater yang menerapkan model ini bias
bekerja sebagai konsultan eksternal yang disewa perusahaan atau bias menjadi
bagian dari pegawai peusahaan yang bersangkutan. Beberaa peranan dan keahlian
yang diperlukan dalam model ini meliputi:
1. Konsultan
Pekeraj social
bekerja sama dengan pihak lain untuk meningkatkan kemampuan pihak perisahaan
dalam memahami berbagai aspek dinamika dan kemanusiaan, serta meningkatkan
kemampuan dan keahlian ,ereka dalam mengatasi masalah.
2. Analisis
atau evaluator
Pekerja social mengumpilkan informasi dan mengevaluasi
dinamika organisasi, lingkungan, kebijakn kebijakn atau peraturan peraturan
dampaknya terhadap perusahaan. Sebagai contoh, pekerja social menganalisis
posisi kelembagaan dalam kaitannya dengan peraturan mengenai tepat kerja bebas
obat obat terlarang (narkoba dan implikasinya terhadap organisasi perusahaan
apabila menerapkan prosedur narkoba secara acak terhadap para pegawainya.
3. Pelatih
Pekerja social berfungsi seorang guru atau pendidik
yang membantu anggota anggot organisasi perusahaan agar sadar atau sensitive
terhadap permaslahan perusahaan perusahaan perusahaan. Termasuk dalam peranan
ini juga adalah pelatihan pengawasan bagi para penyedia (supervisor) dalam
memahami dan merespon pegawai yang bermasalah , atau agar peka terhadap
perilaku perilaku pelecehan seksual yang mungin terjadi di perusahaan.
4. Pengembang
program yang membantu anggotah,
Dalam melakuakn peranan ini, pekerja social
mengidentifikasi dan menerokan progrwm program baru guna memenuhi kebetuhan
perusahaan. Sebagai contoh pekerja social mengembangkan sebuah program
pelatihan kerja melalui kerjasama dengan Perguruan Tinggi setempat untuk
memenuhi kebutuhab pegawai yang memenuhi kualifikasi perusahaan.
3.
Model
Pelayanan Sosial Bagi Konsumen
Model ini
berfokus pada kebutuhan kebutuhan konsumen dari perusahaan, Pelayanan ini
biasanya diberikan sebagai bentuk
‘pembelaan’ atas hak hak konsumen untuk menerima pelayanan perusahaan yang
berkualitas. Pelayanan juga bias diberikan sebagai bentuk ‘terima kasih’ perusahaan kepada para pelanggannya yang
telah turut membesarkan perusahaan. Sebagai contoh, seorang pekerja social
dapat mengembangkan program program untukmengidentifikasi dan memberikan
pelayanan kepada konsumen utilitaspublik yang berusia lanjut. Program ini
diberikan dangan alas an bahwa para para pelanggan tersebut rentan terhadap
pelayanan dikarenakan gangguan gangguan fisik atau mental terkait dengan
ketuannya. Beberapa peran yang sering dimainkanpara pekerja social dalam model
ini adalah konselor, perencana dan pengembang program, konsultan dan pembela
4.
Model
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Model Investasu Sosial Perusahaan
5.
Model
Kebijakan Publik di Bidang Kepegawaian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar